Kamis, 18 Agustus 2011

How Precious My Little One

Barusan buka - buka HP yg beberapa waktu rusak dan sekarang sudah lumayan bisa aktif kembali, saya menemukan beberapa foto yang membuat saya sangat mengucap syukur atas berkat Tuhan dalam hidup kami.

"Titipan" yang Tuhan percayakan kepada kami.. Senyumnya selalu mendamaikan hati..




Bayi mungil yang sekarang sudah jadi cewek genit...
Love you always Fe..

Senin, 15 Agustus 2011

Love is....

Siang ini tiba – tiba jadi merasa iri dengan kakak saya dan istrinya. Entah kenapa saya merasa iri dengan hubungan mereka sebagai suami & istri. Saya ingin sekali suami saya memiliki komitmen seperti kakak saya terhadap istrinya. Demikian juga saya ingin sekali memiliki komitmen seperti ipar saya terhadap kakak saya.

Kalau boleh saya mengilustrasikan komitmen mereka, mereka itu sangat takut akan Tuhan dan sangat “straight forward”. Maksudnya sungguh – sungguh menghormati & menghargai pasangannya. Suami mengahargai istrinya demikian sebaliknya. Pokoknya “so sweet” lah kalo saya melihat mereka. Pasti dalam rumah tangga tidak mungkin ya kalo selalu mulus tanpa keributan. Tapi yang saya salut terhadap kakak & ipar saya adalah, orang ga akan tau kalo mereka itu sedang ribut. Kakak saya akan selalu mengatakan hal yang positif tentang istrinya demikian juga ipar saya juga akan mengatakan hal yang positif tentang suaminya (padahal mereka sedang ribut)… how come????

Sedangkan saya, betapa mudahnya menghakimi suami saya. Memang jelek sekali sifat saya ini. Ingin belajar dari rumah tangga kakak saya. Pernah suatu kali waktu kakak saya pulang ke Semarang. Dia mengatakan rumahnya itu bukanlah di Semarang. Dia hanya mengatakan, dimana istriku ada, disitulah rumahku… Oh my, dalam sekali arti ucapannya. Saya melihat kakak saya banyak sekali berubah. Rasa tanggung jawabnyanya terhadap keluarga barunya sungguh nyata. Istri adalah prioritas bagi suami dan suami adalah prioritas bagi istrinya. That’s what I really want.

Bukankah jika kita mencintai seseorang, maka orang tersebut menjadi prioritas bagi kita? Kita akan berusaha sebisa mungkin untuk membahagiakannya, menjaga hatinya supaya jangan sampai dia kecewa dan tersakiti hatinya?

Contoh hubungan suami istri lainnya yang sangat saya ingin contoh adalah Papah & Mamah saya. Sepanjang kehidupan pernikahan mereka, tidak pernah sekalipun saya melihat Papah dan Mamah bertengkar. Bahkan berbeda pendapatpun tidak. Saya tidak tahu, apakah memang mereka tidak pernah ribut, namun di depan anak – anaknya, maupun di depan orang lain, tidak pernah saya melihat ada pertengkaran, bahkan hanya selisih pendapat sekalipun. Luar Biasa.

Padahal kalo saya melihat, Mamah adalah orang yang sangat keras, dan saya bisa membayangkan betapa sulitnya Papah bisa menghadapi sikap Mamah. Namun nyatanya beliau bisa juga tuh, menghadapi Mamah. Selama 30 tahun lebih pernikahan mereka, tidak pernah saya mendengar Papah berkata hal yang buruk tentang Mamah demikian juga sebaliknya. Kok bisa ya????

Sungguh saya angkat topi buat Papah & Mamah.

Berkaca dari 2 model hubungan suami istri tadi, ternyata banyak sekali yang harus saya pelajari. Tidak hanya menuntut pasangan kita yang berubah. Tapi mungkin harus kita mulai dari diri kita sendiri yang berubah…. Wah jadi pee r yang sunggug tidak mudah untuk dilakukan nih…